Berdoa di Tengah Malam
selesai Salat Tahajjud “Jika engkau izinkan, berikan isyarat”, selesai salat, saya tidur sejenak, saya
bermimpi menaiki sebuah perahu menuju ke Barat, tanpa langsung pikir panjang,
Saya berangkat Juga di Balikpapan, Cerita Singkat Ustadz H. Ahmad Fitri
Salah satu sesepuh
Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat Balikpapan, Kalimantan Timur adalah Ustadz
H. Ahmad Fitri, Sesepuh Jebolan Pesantren ternama yakni GONTOR pada
tahun 1976, Lahir pada tanggal 22 Juli 1942, Toli-toli, Sulawesi Tengah yang
kini beliau masih aktif mengabadikan hidupnya & ilmunya untuk membimbing
para kader hidayatullah, berikut petikan Wawancara Andre Rahmat,di sela kesibukan
Ustadz Fitri di kediamannya yang berada Kampung Islam, Gunung Tembak;
- Bagaimana awalnya
Ustadz Nyantri di Pondok Pesantren Hidayatullah ?
+ Saya pengajar di
GONTOR pada tahun 1978-1980, di sela kesibukan saya ketika Mengajar di GONTOR,
saya bertemu 2 orang yang bernama Abdul Qadir Jaelani & Hasyim Hs (Santri
awal Hidayatullah) di sebuah Pondok yang kecil, banyak hutan-hutan,& baru
merintis, pondok itu bernama Hidayatullah Cabang Toli-Toli, Sulteng. Tiba-tiba
Hasyim Hs memeluk saya, ibaratkan saya itu kekasihnya, pelukanya sangat
menjiwai, lalu Hasyim berkata: “Kita mau ke Balikpapan dalam rangka menegakkan
Syariat Islam”, tanpa langsung pikir, saya langsung menjawab: “Saya mau, saya
mau ikut”, tapi keluarga tidak mendukung untuk bergabung di Hidayatullah
Balikpapan, Alhamdulillah seiringnya waktu, pada tahun 1984 Saya berangkat di
Balikpapan, di karenakan ada Isyarat dari Allah SWT lewat Salat Tahajjud, “Jika
engkau izinkan, berikan isyarat”, selesai salat, saya tidur sejenak, saya
bermimpi menaiki sebuah perahu menuju ke Barat, tanpa langsung pikir panjang,
Saya berangkat Juga di Balikpapan.
- Apa santri lulusan
Hidayatullah, harus menjadi generasi pelanjut ?
+ Iya harus itu,
Hidayatullah harus mencetak kader, Almarhum Ust Abdullah Said selaku Pendiri
Hidayatullah selalu menyampaikan ke seluruh Santri maupun santriwati
bahwasanya, “ Allah di sini(Gunung tembak) sama dengan Allah di sana(Papua)”,
dan setiap kedatangan santri baru, Ustadz Abdullah Said selalu menyambutnya
dengan Program Wajib TC(Training Center) selama 40 hari, banyak yang berkata TC
itu Kerja Mati-Matian, Lah Gimana, pagi kerja, siang solat lanjut
kerja, sambung malam kerja lagi, sampai hidup itu hanya kerja kerja & salat
salat.
- Syarat Menjadi kader ?
+ Ketaatan di jaga,
mau di atur, mengikuti Sistem, Mau di peringati, Tidak Sombong, sebenarnya
puncaknya adalah Ketaatan kita untuk Allah, Rasul & Pemimpin
- Seperti apa kriteria,
bisa di katakan sebagai Kader ?
+ Kader itu, kalau di
perintah siap menjalankan apa yang di perintah, pasrah kepada Allah SWT, dan
Sabar
- Apa tugas utama
seorang Kader ?
+ Melakoni,
menjalankan apa yang di perintah dengan Jujur (tidak neko-neko) dalam arti
ketika di beri amanah tugas merintis, mendirikan Cabang Hidayatullah di manapun
berada, kita siap menjalankannya dengan ikhlas
- Nilai ketaatan bagi
seorang kader, seperti apa ?
+ Kader sesungguhnya
ialah kader yang bisa menjaga kalimat Sami’na Wa ato’na (Saya siap, saya dengar)
itu adalah Harga mati di Hidayatullah
- Bagaimana tanggapan
ustad, terkait kader produk dulu & produk sekarang ?
+ kalau bicara dulu,
memang benar kader 100%, kalau sekarang berkurang sedikit, tapi wajar saja,
seiring zaman yang semakin berubah. Yang paling terpenting adalah ketaatan itu
harga mati seorang Kader Hidayatullah
- Tantangan Seorang
Kader apa ustad ?
+ Melihat situasi keadaan, tergantung keadaan lingkungan, jangan
mau kita di anggap seperti Syiah, kita harus menyesuaikan tempat yang kita
singgahi, tidak ceroboh dalam berdakwa dengan masyarakat, Dan kader tidak boleh
Luntur( Iman turun), kader harus menjaga salat berjama’ah. Salat tahajud,
Sabar, dan tidak banyak keluhan
- Harapan Ustadz Untuk
Kader apa ?
+ Kader harus
betul-betul menjadi sponsor Hidayatullah yang telah berdiri dari Aceh sampai
Jaya pura, ini adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita anggap remeh,
bahwasanya para pendahulu sangat kritis dakwannya dalam merintis cabang
hidayatullah Se-Nusantara & Kader harus kuat, kokoh di tugaskan di manapun
dalam rangka membumikan Peradaban Islam, 2020 adalah rencana Hidayatullah dalam
menegakkan Peradaban Islam
- Terakhir, pesan ustad
untuk para kader hidayatullah apa ?
+ Hendaknya menjaga
Syariat Secara Utuh, kalau menyampaikan sesuatu jangan terlalu lembut ataupun
terlalu keras, tegas boleh tapi lembut, jangan tegas tapi kasar, jangan mudah
mengatakan kata bid’ah, karena itu akan di benci, katakanlah ini tidak di lakukan
Rasulullah SAW, Tinggalkan kata bid’ah, karena akan di musuhi. Berdakwa harus
lihat keadaan, sentuh hatinnya jangan di tusuk Hatinnya.
Enam Hal yang
harus di miliki setiap kader:
Salat Berjama’ah,
Salat Tahajjud, Menyebarkan Salam, Berbusana Muslim, Memberi Makan, Silaturahim
(Andre Rahmat/Anggota PENA Surabaya)
0 komentar:
Posting Komentar