[Ustadz Endang, menegaskan pentingnya umat Islam kembali menghidupkan adab-adab mu'allim wal muta'allim.] |
Hal ini ditegaskan olehnya berdasarkan pada Surah Ali Imran (3): 133. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
Nasehat ini adalah anjuran untuk berlomba melakukan pekerjaan-pekerjaan mulia, baik dan menyampaikan kebaikan kepada setiap manusia yang menyebabkan terampuninya dosa dan muda dalam meraih surga Ilahi,” urainya dalam gelaran Silaturahim Syawal 1437 H “Orang Tua-Wali Santri, Asatidz dan Aktivis” di Masjid Aqshal Madinah, Mulyorejo, Surabaya (30/07/2015).
Alumni Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, Ponorogo ini menjelaskan bahwa dalam pendidikan transfer knowledge sudah semestinya diikuti dengan kekuatan doa.
“Selain peran para orang tua, maka ustadz, mudarris dan guru serta pengasuh, murabbi selain mengajar (mentransfer ilmu) dan mendidik melalui interaksinya juga sebaiknya mendoakan anak didiknya, muridnya agar diberi kemudahan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala diberi bimbingan hidayah dan taufik-Nya. Demikianlah yang dicontohkn oleh para ulama terdahulu, sehingga dengan demikian ada ikatan bathin yang mendalam antara guru dan muridnya,” paparnya.
Sebaliknya, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Barat ini mengatakan bahwa murid juga harus berdoa dan mendoakan para gurunnya.
“Maka Insya Allah ikatan guru dan murid itu akan terjalin sangat mendalam dan sangat kuat, apalagi doa doa itu dibaca didahului dengan melaksanakan sholat tahajjud dan hajat,” tegasnya.
Demikianlah salah satu sisi dari bagian adab antara murid dengan guru, yang jika diamalkan maka kebaikan bagi generasi pelanjut negeri akan tercipta dengan pertolongan-Nya.*/Andre Rahmatullah, Anggota PENA Jawa Timur.
0 komentar:
Posting Komentar