Di ceritakan oleh :
Rahmatullah Andre
Desa Argosari adalah
kawasan tertinggi di puncak yang bertempat di Kabupaten Lumajang,Jatim, yang sekitar
dua kilometer ke arah barat dusun, Gunung Bromo tampak indah menjulang. Puncak
Gunung Semeru tampak gagah menantang langit di sebelah utara. Pemandangan
sekitar dusun dihiasi oleh lereng-lereng curam yang ditanami dari sekian banyak
bawang daun, kentang, cabe jumboh dan kubis yang berderet-deret simetris
membentuk pemandangan mempesona. Untuk menuju Desa tersebut yang berada di
Kabupaten Lumajang, kita membutuhkan perjalanan berjam-jam bahkan seharian dari berbagai kabupaten,
akhirnya sekelompok manusia berjenggot, berbaju putih serta bersorban dari peserta dai silaturahim Se-Jawa Timur telah tiba di desa Pusung Duwur yang terletak di lereng Gunung Semeru, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, termasuk kami sebagai peserta undangan dari perwakilan Kota
Batu, Malang.
Rintangan Perjalanan
Untuk mencapai desa
Pusung Duwur, terlebih dahulu menyelusuri lereng
tebing tinggi berkelok-kelok,
pemandangan berkabut serta setiap kendaraan harus berhati-hati, dikarenakan jalannnya sempit & terjal, jika tidak berhati-hati akan terjatuh dalam jurang. Akhirnya berbagai
halangan untuk mencapai puncak desa di atas awan, desa sebutan
masyarakat Lumajang yang berada di Senduro, telah kami lalui dengan selamat,
tentunnya karna izin Allah SWT, meskipun dari perjalanannya kami selalu
mendapatkan beberapa halangan, diantarannya berbagai hewan liar peliharaan
warga yang membuat kita merasa terganggu.
Gerombolan Babi berbadan
gemuk dan bewarna putih kemerahan berkeliaran di jalan-jalan yang kita lalui,
lalu teriakan mengonggong dari beberapa Anjing yang kencang membuat kita untuk
menikmati nyanyian khas desa tersebut, agar kita merasa tak jenuh dan bosan.
Perjalanan kami dari memasuki kawasan Kota Lumajang menuju Puncak Senduro, desa
di atas awan menghabiskan waktu 180 menit (3 jam) dikarenakan perjalanan kami
ketika naik ke puncak, di karuniakan oleh Allah SWT berupa guyuran hujan yang
semakin membuat kita maupun peserta dai silaturahim lainnya bersyukur atas
nikmatnya hujan yang bisa sedikit menghilangkan kelelahan kita dari perjalanan
yang menempuh waktu berjam-jam, serta merupakan tantangan tersendiri, meskipun
sebentar guyuran hujan terasa sekali kabut menghalangkan kita untuk berkendara
yang harus bersabar dan berhati-hati dalam melajukan kendaraan kita.
Eratkan Silaturahim
Bersama Warga Hindu
Silaturahim dai ini dalam rangka melakukan
pembinaan kepada para muallaf, dikarenakan masyarakat suku Tengger selama ini masih kental menganut
ajaran agama Hindu. Nenek moyang mereka berasal dari pasukan Majapahit
yang tidak berkenan masuk islam, di kecamatan Senduro terdapat Pura yang di
yakini oleh orang-orang beragama Hindu sebagai tempat tertua ke-2 setelah Pura
yang ada di Bali, Denpasar. Hampir tiap pekan rombongan umat hindu
Bali datang ke Pura tersebut sampai
seterusnya. Biasannya yang kita ketahui bersama, warga seorang
muslim mungkin lebih banyak memelihara kambing, ayam atau sapi di dalam kandangnya, tetapi berbeda dengan warga suku Tengger, mereka lebih menyukai untuk memelihara Anjing, Babi serta Ular. Hampir dari mereka menjadikan peliharaan tersebut sebagai lahan bisnis untuk
bekal kehidupannya.
Alhamdulillah dalam
catatan kami dari agenda rutinitas silaturahim dai, sebanyak 227 kk, orang dari suku tengger di lereng
Gunung Semeru telah mengucap
kalimat syahadat serta memeluk agama Islam. Selalu
berperan aktif dalam pembinaan dan memberikan bantuan terhadap seluruh kaum
Muallaf merupakan tugas
seorang sesama muslim dan dai utamanya. Kini telah hadir dan terbangunnya sebuah
masjid Baiturrohmah Hidayatullah yang berada di tengah pusat kaum Hindu,
berdirinya Pesantren Argosari untuk pembinaan dan pengajaran terkait kelanjutan status mereka
yang masih minim agama islam, baik diniyaah, bagaimana cara dan melakukannya
sholat 5 waktu dalam sehari, serta Sekolah pendidikan yang masih berupa kelas Taman Kanak “ Yaa Bunayya “ adalah tugas kami dari komunitas ormas
silaturahim dai Se-Jawa timur. “Berdakwah di
kalangan terdidik mungkin lebih gampang, tetapi ini kalangan masyarakat
terpencil, non islam & buta huruf. Kami merasakan lebih sulit“ Ungkap Warsito, tim dakwah dari perwakilan Surabaya.
Desa Di Atas Awan
Sebuah
desa di atas awan. Dusun Puncak Argosari,
Kecamatan
Senduro, Kabupaten Lumajang.
Desa
ini berada pada ketinggian sekitar 2.000 Meter
di
atas permukaan laut. Tak pelak,satu helai baju tidak cukup
mengusir
dingin. Di tempat ini, jika menjelang siang kabut tebal
turun.
Tak pelak, sejauh mata memandang hanya kabut putih yang terlihat. Jarak pandang
pun hanya sekitar 15 Meter.
Alhamdulillah agenda rutinitas silaturahim dai ini berjalan lancar dan
bermanfaat bagi umat yang masih minim pengetahuan serta komunitas jama’ah
silaturahim dai ini masih berkonsentrasi dalam pembinaan, pendekataan, serta
perkenalan islam bagi kaum mualaf yang sebelumnya masih menganut ajaran agama
hindu. Meskipun dari berbagai jama’ah silaturahim dai rella
meninggalkan istrinya, anak-anaknya. Kini jama’ah silaturahim dai mendapatkan
hidangan istimewah, berupa hidangan untuk menikmati menu makan berbeda pada
sebelumnya di rumah masing-masing, diantarannya, sayur kubis, lauk hanya dengan
kentang serta cabe jumboh sebagai penambah rasa. “Ini makanan yang ternikmat
yang belum pernah saya rasakan, karena makanan ini dihidangkan dengan penuh
perasaan dan hati yang ikhlas” ujar Edwin Wahab, peserta silaturahim asal
Malang. /*Rahmatullah Andre
0 komentar:
Posting Komentar